Surat adalah salah satu bentuk komunikasi tertulis yang memiliki banyak fungsi dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu bentuk surat yang unik adalah surat bahasa Jawa halus. Surat ini memiliki ciri khas penggunaan bahasa Jawa kuno yang dipadukan dengan bahasa Jawa modern. Surat bahasa Jawa halus juga memiliki aturan format yang berbeda dengan surat pada umumnya.

Pengertian Surat Bahasa Jawa Halus

Surat bahasa Jawa halus adalah bentuk surat yang ditulis dengan menggunakan bahasa Jawa halus yang dipadukan dengan bahasa Jawa modern. Surat ini memiliki aturan format yang berbeda dengan surat pada umumnya. Surat bahasa Jawa halus biasanya digunakan dalam lingkungan masyarakat Jawa yang menjunjung tinggi adat dan budaya.

Fungsi Surat Bahasa Jawa Halus

Surat bahasa Jawa halus memiliki beberapa fungsi, antara lain:

  • Sebagai sarana komunikasi antara dua pihak yang saling menghormati adat dan budaya Jawa
  • Sebagai wujud penghormatan terhadap orang yang lebih tua atau yang memiliki kedudukan lebih tinggi
  • Sebagai sarana untuk mengungkapkan rasa syukur, permohonan maaf, atau permintaan maaf

Tujuan Surat Bahasa Jawa Halus

Tujuan dari surat bahasa Jawa halus adalah untuk menjaga keharmonisan hubungan antar individu atau kelompok dalam lingkungan masyarakat Jawa. Surat ini juga bertujuan untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya Jawa kuno yang semakin tergerus oleh perkembangan zaman.

Format Surat Bahasa Jawa Halus

Surat bahasa Jawa halus memiliki aturan format yang berbeda dengan surat pada umumnya. Berikut adalah aturan format surat bahasa Jawa halus:

  1. Penulisan tanggal, bulan, dan tahun tidak menggunakan angka, tetapi menggunakan kata-kata dalam bahasa Jawa kuno
  2. Penulisan alamat penerima dan pengirim menggunakan bahasa Jawa halus
  3. Penulisan salam pembuka dan salam penutup menggunakan bahasa Jawa halus
  4. Penulisan paragraf menggunakan bahasa Jawa halus yang dipadukan dengan bahasa Jawa modern
  5. Penulisan tanda tangan menggunakan tulisan tangan yang jelas

Contoh Surat Bahasa Jawa Halus

Berikut adalah contoh surat bahasa Jawa halus yang bisa dijadikan referensi:

Contoh Surat Bahasa Jawa Halus 1

Tulungagung, Sura 1, 1953

Ndara Sutrisno

Ngarep-arep, Tulungagung

Kula karsa seneng banget ngarsakake sampeyan. Ngarep-arep sampeyan saged mawon. Mugi-mugi sampeyan dipun diberkahi Allah SWT.

Ingkang bener,

Ki Hajar Dewantara

Contoh Surat Bahasa Jawa Halus 2

Kulonprogo, Sura 1, 1953

Gusti Allah swt. Mugi-mugi sampeyan saged sehat selalu. Kula kasih salah karo sampeyan kangge ngaturaken kula anggone.

Ingkang bener,

Kanjeng Raden Tumenggung (Ki Hajar Dewantara)

FAQs - Pertanyaan yang Sering Diajukan

1. Apa bedanya surat bahasa Jawa halus dengan surat pada umumnya?

Surat bahasa Jawa halus memiliki ciri khas penggunaan bahasa Jawa kuno yang dipadukan dengan bahasa Jawa modern. Surat ini juga memiliki aturan format yang berbeda dengan surat pada umumnya.

2. Apa fungsi surat bahasa Jawa halus?

Surat bahasa Jawa halus memiliki beberapa fungsi, antara lain sebagai sarana komunikasi antara dua pihak yang saling menghormati adat dan budaya Jawa, sebagai wujud penghormatan terhadap orang yang lebih tua atau yang memiliki kedudukan lebih tinggi, dan sebagai sarana untuk mengungkapkan rasa syukur, permohonan maaf, atau permintaan maaf.

3. Siapa yang bisa menggunakan surat bahasa Jawa halus?

Surat bahasa Jawa halus bisa digunakan oleh siapa saja yang ingin menjaga keharmonisan hubungan antar individu atau kelompok dalam lingkungan masyarakat Jawa.

4. Apa tujuan dari surat bahasa Jawa halus?

Tujuan dari surat bahasa Jawa halus adalah untuk menjaga keharmonisan hubungan antar individu atau kelompok dalam lingkungan masyarakat Jawa dan untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya Jawa kuno.

Kesimpulan

Surat bahasa Jawa halus adalah salah satu bentuk surat yang unik dan memiliki banyak fungsi dalam kehidupan sehari-hari. Surat ini digunakan sebagai sarana komunikasi antara dua pihak yang saling menghormati adat dan budaya Jawa, sebagai wujud penghormatan terhadap orang yang lebih tua atau yang memiliki kedudukan lebih tinggi, dan sebagai sarana untuk mengungkapkan rasa syukur, permohonan maaf, atau permintaan maaf. Surat bahasa Jawa halus juga memiliki aturan format yang berbeda dengan surat pada umumnya. Dengan melestarikan budaya Jawa kuno, kita bisa menjaga keharmonisan hubungan antar individu atau kelompok dalam lingkungan masyarakat Jawa.