Bagi karyawan, menerima surat peringatan kerja bisa menjadi momen yang sulit dan memalukan. Namun, sebenarnya surat peringatan ini merupakan bagian penting dalam menjaga kedisiplinan dan profesionalisme di tempat kerja. Dalam artikel ini, kita akan membahas pengertian, fungsi, tujuan, format, contoh, dan pertanyaan umum seputar surat peringatan kerja.

Pengertian Surat Peringatan Kerja

Surat peringatan kerja adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh atasan kepada karyawan yang melakukan pelanggaran atau kesalahan di tempat kerja. Surat peringatan ini berisi informasi tentang pelanggaran yang dilakukan, konsekuensi yang akan diterima jika pelanggaran tersebut terulang kembali, dan upaya yang perlu dilakukan untuk memperbaiki perilaku atau kinerja karyawan.

Fungsi dan Tujuan Surat Peringatan Kerja

Surat peringatan kerja memiliki beberapa fungsi dan tujuan penting, antara lain:

  • Menjaga kedisiplinan dan profesionalisme di tempat kerja
  • Mendorong karyawan untuk memperbaiki perilaku atau kinerja
  • Memberikan catatan tertulis tentang pelanggaran yang dilakukan
  • Menjaga konsistensi dan transparansi dalam pemberian sanksi dan konsekuensi

Format Surat Peringatan Kerja

Surat peringatan kerja umumnya memiliki format yang sama, yaitu:

  • Header: berisi nama perusahaan, alamat, nomor telepon, dan email.
  • Bagian pengenalan: berisi informasi tentang karyawan yang diberi surat peringatan, termasuk nama, jabatan, dan departemen.
  • Bagian isi: berisi informasi tentang pelanggaran yang dilakukan, konsekuensi yang akan diterima jika pelanggaran tersebut terulang kembali, dan upaya yang perlu dilakukan untuk memperbaiki perilaku atau kinerja karyawan.
  • Bagian penutup: berisi informasi tentang tindakan yang perlu diambil oleh karyawan setelah menerima surat peringatan, serta catatan mengenai tindak lanjut dari atasan.
  • Tanda tangan: berisi tanda tangan atasan yang mengeluarkan surat peringatan.

Contoh Surat Peringatan Kerja

Berikut adalah contoh surat peringatan kerja yang bisa dijadikan referensi:

Contoh 1: Surat Peringatan Kerja Keterlambatan

Kepada,

Nama: Andi Susanto
Jabatan: Staff Administrasi
Departemen: Keuangan

Dengan hormat,

Dalam beberapa bulan terakhir, kami menyadari bahwa Anda sering terlambat datang ke kantor tanpa memberikan pemberitahuan sebelumnya. Seperti yang sudah dijelaskan dalam peraturan perusahaan, keterlambatan yang berulang kali dapat mengganggu kinerja tim dan merugikan perusahaan secara keseluruhan.

Maka dari itu, kami memberikan surat peringatan ini sebagai bentuk peringatan resmi. Kami berharap Anda dapat meningkatkan disiplin diri dan memastikan untuk datang tepat waktu setiap hari kerja. Jika pelanggaran ini terulang kembali, kami akan memberikan sanksi yang lebih tegas sesuai dengan peraturan perusahaan.

Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.

Salam hormat,

Nama atasan

Contoh 2: Surat Peringatan Kerja Kinerja

Kepada,

Nama: Budi Hartono
Jabatan: Manager Pemasaran
Departemen: Pemasaran

Dengan hormat,

Kami menulis surat ini untuk memberikan peringatan resmi terkait kinerja Anda di departemen pemasaran. Sebagai seorang manajer, Anda memiliki tanggung jawab untuk memimpin tim pemasaran dan mencapai target yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, kami melihat penurunan dalam kinerja tim pemasaran yang dipimpin oleh Anda.

Kami memahami bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja tim, seperti pasar yang kurang stabil atau persaingan yang semakin ketat. Namun, sebagai manajer, Anda harus mampu mengatasi tantangan tersebut dan memotivasi tim untuk mencapai target yang sudah ditetapkan.

Maka dari itu, kami memberikan surat peringatan ini sebagai bentuk peringatan resmi. Kami berharap Anda dapat memperbaiki kinerja tim dan mencapai target yang sudah ditetapkan. Jika pelanggaran ini terulang kembali, kami akan memberikan sanksi yang lebih tegas sesuai dengan peraturan perusahaan.

Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.

Salam hormat,

Nama atasan

Pertanyaan Umum tentang Surat Peringatan Kerja

Berikut adalah beberapa pertanyaan umum seputar surat peringatan kerja:

1. Apa yang harus dilakukan setelah menerima surat peringatan kerja?

Karyawan yang menerima surat peringatan kerja harus segera memperbaiki perilaku atau kinerja yang menjadi masalah. Karyawan juga harus memastikan bahwa pelanggaran yang dilakukan tidak terulang kembali dan mematuhi peraturan perusahaan dengan lebih ketat. Jika karyawan merasa tidak setuju dengan isi surat peringatan, dia bisa membicarakannya dengan atasan atau HRD.

2. Berapa kali karyawan bisa menerima surat peringatan kerja?

Jumlah surat peringatan kerja yang bisa diterima oleh karyawan tergantung pada kebijakan perusahaan. Beberapa perusahaan menerapkan aturan tiga kali peringatan, artinya karyawan yang sudah menerima tiga surat peringatan akan diberikan sanksi yang lebih tegas, seperti pemecatan. Namun, ada juga perusahaan yang memberikan sanksi langsung setelah karyawan melanggar peraturan perusahaan untuk pertama kalinya.

3. Apakah surat peringatan kerja bisa dibatalkan?

Tergantung pada kebijakan perusahaan, surat peringatan kerja bisa dibatalkan jika karyawan sudah memperbaiki perilaku atau kinerjanya dan tidak melakukan pelanggaran lagi dalam jangka waktu tertentu. Namun, jika karyawan terus melakukan pelanggaran, surat peringatan tersebut tetap menjadi catatan resmi dan bisa digunakan sebagai dasar untuk memberikan sanksi lebih tegas di kemudian hari.

4. Bagaimana jika karyawan merasa tidak setuju dengan isi surat peringatan?

Karyawan yang merasa tidak setuju dengan isi surat peringatan bisa membicarakannya dengan atasan atau HRD. Karyawan juga bisa meminta penjelasan lebih lanjut tentang pelanggaran yang dilakukan dan konsekuensi yang akan diterima. Namun, pada akhirnya, keputusan atasan atau HRD tetap menjadi yang terpenting dalam memberikan sanksi atau tindakan lanjutan.

5. Apa yang harus dilakukan oleh atasan sebelum memberikan surat peringatan kerja?

Sebelum memberikan surat peringatan kerja, atasan harus memastikan bahwa pelanggaran yang dilakukan memang telah melanggar peraturan perusahaan dan memiliki dampak negatif pada kinerja tim atau perusahaan secara keseluruhan. Atasan juga harus memberikan peringatan secara lisan terlebih dahulu sebelum memberikan surat peringatan sebagai bentuk peringatan resmi.

6. Ap