Surat perjanjian penyerahan bayi mungkin masih terdengar asing bagi sebagian orang di Indonesia. Namun, sebenarnya surat ini memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan perlindungan hukum bagi bayi dan orang tua yang terlibat dalam proses adopsi. Dalam artikel ini, kita akan membahas pengertian, fungsi, tujuan, format, dan contoh surat perjanjian penyerahan bayi.
Pengertian Surat Perjanjian Penyerahan Bayi
Surat perjanjian penyerahan bayi adalah sebuah dokumen yang dibuat dan ditandatangani oleh orang tua biologis atau keluarga biologis dengan pihak penerima adopsi. Surat ini berisi kesepakatan tentang penyerahan hak asuh dan tanggung jawab atas seorang anak yang akan diadopsi.
Fungsi dan Tujuan Surat Perjanjian Penyerahan Bayi
Fungsi utama dari surat perjanjian penyerahan bayi adalah untuk memberikan perlindungan hukum bagi anak yang diadopsi dan orang tua angkat. Dalam surat ini, segala hal yang berkaitan dengan hak asuh dan tanggung jawab atas anak yang diadopsi akan diatur secara jelas dan terperinci. Dengan adanya surat perjanjian ini, maka hak dan kewajiban masing-masing pihak akan lebih terjamin dan terlindungi.
Tujuan dari surat perjanjian penyerahan bayi adalah untuk memastikan bahwa anak yang diadopsi akan mendapatkan lingkungan yang kondusif dan penuh kasih sayang dari keluarga angkatnya. Dalam surat ini, orang tua biologis atau keluarga biologis akan menyerahkan hak asuh anak kepada pihak penerima adopsi yang telah dipilih dengan baik dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
Format Surat Perjanjian Penyerahan Bayi
Surat perjanjian penyerahan bayi harus dibuat sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku. Berikut ini adalah format yang umum digunakan untuk membuat surat perjanjian penyerahan bayi:
- Judul surat (Surat Perjanjian Penyerahan Bayi)
- Tanggal pembuatan surat
- Identitas orang tua biologis atau keluarga biologis (nama, usia, pekerjaan, alamat)
- Identitas pihak penerima adopsi (nama, usia, pekerjaan, alamat)
- Identitas bayi yang akan diadopsi (nama, tanggal lahir, tempat lahir)
- Kesepakatan tentang penyerahan hak asuh dan tanggung jawab atas anak yang akan diadopsi
- Tanda tangan dari orang tua biologis atau keluarga biologis dan pihak penerima adopsi
Contoh Surat Perjanjian Penyerahan Bayi
Berikut ini adalah contoh surat perjanjian penyerahan bayi yang bisa menjadi referensi:
Contoh Surat Perjanjian Penyerahan Bayi 1
Surat Perjanjian Penyerahan Bayi
Kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Orang Tua Biologis: Bapak Ahmad
Usia: 30 tahun
Pekerjaan: Wiraswasta
Alamat: Jl. Merdeka No. 10 Surabaya
Nama Pihak Penerima Adopsi: Ibu Siti
Usia: 35 tahun
Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga
Alamat: Jl. Diponegoro No. 15 Surabaya
Nama Bayi yang Akan Diadopsi: Anisa Putri
Tanggal Lahir: 1 Januari 2021
Tempat Lahir: RSUD Surabaya
Menyatakan dengan ini bahwa:
1. Kami sepakat untuk menyerahkan hak asuh dan tanggung jawab atas Anisa Putri kepada Ibu Siti dan suaminya.
2. Ibu Siti dan suaminya setuju untuk mengadopsi Anisa Putri dan memberikan lingkungan yang kondusif dan penuh kasih sayang bagi anak tersebut.
3. Kami menjamin bahwa Anisa Putri bukan hasil dari perbuatan melawan hukum dan tidak terlibat dalam sengketa hukum atau administrasi.
Demikianlah surat perjanjian penyerahan bayi ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan tanpa paksaan dari pihak manapun.
Surabaya, 1 Februari 2021
Orang Tua Biologis
(Bapak Ahmad)
Pihak Penerima Adopsi
(Ibu Siti)
Contoh Surat Perjanjian Penyerahan Bayi 2
Surat Perjanjian Penyerahan Bayi
Kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Keluarga Biologis: Keluarga Susanto
Alamat: Jl. Raya Bogor No. 25 Jakarta Timur
Nama Pihak Penerima Adopsi: Bapak Agus
Usia: 40 tahun
Pekerjaan: Karyawan Swasta
Alamat: Jl. Jendral Sudirman No. 10 Jakarta Pusat
Nama Bayi yang Akan Diadopsi: Dian
Tanggal Lahir: 15 Desember 2020
Tempat Lahir: RS Cipto Mangunkusumo Jakarta
Menyatakan dengan ini bahwa:
1. Kami sepakat untuk menyerahkan hak asuh dan tanggung jawab atas Dian kepada Bapak Agus dan istrinya.
2. Bapak Agus dan istrinya setuju untuk mengadopsi Dian dan memberikan lingkungan yang kondusif dan penuh kasih sayang bagi anak tersebut.
3. Kami menjamin bahwa Dian bukan hasil dari perbuatan melawan hukum dan tidak terlibat dalam sengketa hukum atau administrasi.
Demikianlah surat perjanjian penyerahan bayi ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan tanpa paksaan dari pihak manapun.
Jakarta, 1 Maret 2021
Keluarga Biologis
(Keluarga Susanto)
Pihak Penerima Adopsi
(Bapak Agus)
FAQs (Frequently Asked Questions)
1. Apa saja yang harus dicantumkan dalam surat perjanjian penyerahan bayi?
Jawaban: Surat perjanjian penyerahan bayi harus mencantumkan identitas orang tua biologis atau keluarga biologis, identitas pihak penerima adopsi, identitas bayi yang akan diadopsi, kesepakatan tentang penyerahan hak asuh dan tanggung jawab atas anak yang akan diadopsi, serta tanda tangan dari kedua belah pihak.
2. Apa tujuan dari surat perjanjian penyerahan bayi?
Jawaban: Tujuan dari surat perjanjian penyerahan bayi adalah untuk memberikan perlindungan hukum bagi anak yang diadopsi dan orang tua angkat, serta memastikan bahwa anak yang diadopsi akan mendapatkan lingkungan yang kondusif dan penuh kasih sayang dari keluarga angkatnya.
3. Apa dampak jika tidak membuat surat perjanjian penyerahan bayi?
Jawaban: Jika tidak membuat surat perjanjian penyerahan bayi, maka hak dan kewajiban masing-masing pihak tidak terlindungi secara hukum. Hal ini bisa menimbulkan masalah di kemudian