Surat rayuan penalti cukai merupakan salah satu surat resmi yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sebagai bentuk upaya untuk mengajukan permohonan pengurangan atau penghapusan denda atau sanksi administratif yang dijatuhkan oleh DJP kepada wajib pajak.

Pengertian Surat Rayuan Penalti Cukai

Surat rayuan penalti cukai merupakan surat resmi yang diajukan oleh wajib pajak kepada DJP yang bertujuan untuk mengajukan permohonan pengurangan atau penghapusan denda atau sanksi administratif yang dijatuhkan oleh DJP. Surat ini biasanya diajukan apabila wajib pajak menganggap bahwa denda atau sanksi administratif yang dijatuhkan tidak sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.

Fungsi Surat Rayuan Penalti Cukai

Fungsi dari surat rayuan penalti cukai adalah sebagai upaya untuk mengajukan permohonan pengurangan atau penghapusan denda atau sanksi administratif yang dijatuhkan oleh DJP kepada wajib pajak. Surat ini juga dapat digunakan sebagai sarana untuk menjelaskan alasan mengapa denda atau sanksi administratif yang dijatuhkan tidak sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.

Tujuan Surat Rayuan Penalti Cukai

Tujuan utama dari surat rayuan penalti cukai adalah untuk meminta DJP untuk mengurangi atau menghapuskan denda atau sanksi administratif yang dijatuhkan. Selain itu, surat ini juga bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai alasan mengapa wajib pajak mengajukan permohonan pengurangan atau penghapusan denda atau sanksi administratif tersebut.

Format Surat Rayuan Penalti Cukai

Format surat rayuan penalti cukai terdiri dari beberapa bagian, antara lain:

  • Alamat pengirim
  • Tanggal
  • Alamat tujuan
  • Perihal surat
  • Isi surat
  • Tanda tangan pengirim

Contoh Surat Rayuan Penalti Cukai

Berikut adalah contoh surat rayuan penalti cukai:

Contoh 1

Alamat Pengirim: Jl. Raya Pajajaran No. 123 Bandung, Jawa Barat Tanggal: 12 Januari 2022 Alamat Tujuan: Direktorat Jenderal Pajak Jl. Gatot Subroto Kav. 40-42 Jakarta, DKI Jakarta Perihal: Permohonan Pengurangan Denda Kepada Yth, Direktorat Jenderal Pajak Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama: Budi Santoso NPWP: 1234567890 Dalam hal ini mengajukan permohonan pengurangan denda yang dijatuhkan oleh DJP sebesar Rp. 10.000.000,- yang tertuang dalam Surat Ketetapan Pajak Tahunan No. 1234567890 tanggal 1 Desember 2021. Alasan pengajuan permohonan pengurangan denda ini adalah karena saya telah membayar pajak yang seharusnya dibayarkan pada tanggal 31 Maret 2021. Namun, karena adanya kesalahan dalam sistem pembayaran, maka pembayaran pajak saya baru tercatat pada tanggal 2 April 2021. Atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih. Hormat saya, Budi Santoso

Contoh 2

Alamat Pengirim: Jl. Raya Pajajaran No. 123 Bandung, Jawa Barat Tanggal: 12 Januari 2022 Alamat Tujuan: Direktorat Jenderal Pajak Jl. Gatot Subroto Kav. 40-42 Jakarta, DKI Jakarta Perihal: Permohonan Penghapusan Sanksi Administratif Kepada Yth, Direktorat Jenderal Pajak Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama: Budi Santoso NPWP: 1234567890 Dalam hal ini mengajukan permohonan penghapusan sanksi administratif yang dijatuhkan oleh DJP sebesar Rp. 5.000.000,- yang tertuang dalam Surat Ketetapan Pajak Tahunan No. 1234567890 tanggal 1 Desember 2021. Alasan pengajuan permohonan penghapusan sanksi administratif ini adalah karena saya telah melakukan pembayaran pajak tepat waktu pada tanggal 31 Maret 2021. Namun, karena adanya kesalahan dalam sistem pembayaran, maka pembayaran pajak saya baru tercatat pada tanggal 2 April 2021. Atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih. Hormat saya, Budi Santoso

FAQs

  1. Apakah surat rayuan penalti cukai harus ditulis dalam bahasa Indonesia?

Iya, surat rayuan penalti cukai harus ditulis dalam bahasa Indonesia.

  1. Apakah surat rayuan penalti cukai harus ditandatangani?

Iya, surat rayuan penalti cukai harus ditandatangani oleh wajib pajak yang mengajukan permohonan.

  1. Apakah surat rayuan penalti cukai dapat diajukan secara online?

Iya, surat rayuan penalti cukai dapat diajukan secara online melalui portal DJP Online.

  1. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan surat rayuan penalti cukai?

Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan surat rayuan penalti cukai tergantung pada kompleksitas kasus yang dihadapi. Namun, DJP akan berusaha menyelesaikan surat rayuan penalti cukai tersebut dalam waktu yang secepat mungkin.

Kesimpulan

Surat rayuan penalti cukai merupakan surat resmi yang diajukan oleh wajib pajak kepada DJP yang bertujuan untuk mengajukan permohonan pengurangan atau penghapusan denda atau sanksi administratif yang dijatuhkan oleh DJP. Dalam surat ini terdapat beberapa bagian seperti alamat pengirim, tanggal, alamat tujuan, perihal surat, isi surat, dan tanda tangan pengirim. Untuk mengajukan surat ini, wajib pajak harus menuliskannya dalam bahasa Indonesia, menandatangani surat, dan mengajukannya secara online melalui portal DJP Online.